Jumat, 14 November 2008

kugesekkan kepala kontolku di mulut memeknya

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Seperti sedang mengumpulkan nyawa. “Ada apa tante?” Didit semakin memberanikan diri, bukan tangan saja, tetapi jari-jarinya dimasukin ke CD g-string supaya menyentuh langsung ke bibir memekku. “Terima kasih ya sayang kamu telah muasin tante.. Kapan kapan kita entotan lagi yah? Rasanya vaginaku jadi ketagihan sama penis kamu, gimana?” tanyanya lagi mempertegas. “Ha.. pinjam CD..? Akhh.., kamu nakal deh..! Tante khan udah pakai CD sendiri.” kata Tante Mini. Aku merasa heran, aku merasa belum mau keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum juga keluar. Tante Amy semakin merintih kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujanan-hujananku. Anting-anting saktiku membantu membuatku dapat main sampai empat kali Tante Amy mengalami orgasmenya. Saya dan Tetangga Saya Mirna “Udah dong Ma..”

“Anton, kamu tadi maen yang sama Bik Suti.” “Empaatt, Limaa burung, enam spermaa..”, lanjutnya dengan terengah. Ehmm.. tambah cantik saja nih tante genit. Kulakukan terus dan kupercepat genjotanku. Sepertinya tanteku sudah hampir klimaks.. Jeany mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku. Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jeany. Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti menghisap bibirku. “Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan?” Saya juga terus segera membuka baju Tante Mini dan BH-nya, maka terlihatlah dua buah gunung Himalaya dengan putingnya yang mancung. Mula-mula kuciumi dan kulumat serta kumainkan putingnya yang sudah super menegang itu.

Poppy tersenyum ke arah ivan, membuat pemuda yang tadi mengira gadis itu akan berontak menjadi semakin bernafsu. Jilatan dan ciuman Ivan kini mulai turun keperut dan pusar Poppy. Ciuman Ivan dibagian perut dan permainan lidah dipusarnya, menimbulkan rasa geli yang amat sangat bagi Poppy. Tangannya meremas-remas rambut Ivan dan erangan-erangan kecil dari mulut Poppy menikmati nakalnya permainan lidah Ivan. Setelah 5 menit menjilati kontolku, aku menyuruhnya rebahan. Kubuka kakinya lebar-lebar hingga tercium aroma yang lezat sekali. “Ok.” jawabku. “OK Tante”, jawabku. “Aah.. oh.. terus.. terus Van.. enak.. akh.. akh..” desah Lusi. “Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Melly melihat tingkahku. Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang. Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indajh, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya.

“Iya.. Ini Tante Merry ya?” Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, “Iya, Rev’ besok telat masuk sekolahnya.., kamu tidur duluan sana.” Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia. bolnya dan Rina makin menggeliat - geliat seperti ayam yang dipotong tanggung. “Ada apa sih tante?” tanyaku. Tuntutan pekerjaan membuat aku harus beberapa kali pindah kota dan pada 5 tahun yg lalu aku sempat ditempatkan di salah satu kota di propinsi asalku di Kalimantan yg berjarak sekitar 1-1,5 jam dari kota asalku. Pada saat itu istri dan anakku tidak ikut serta karena istriku harus bekerja dan terikat kontrak kerja yg tidak memperkenankannnya mengundurkan diri atau bermohon pindah sebelum 5 tahun masa kerjanya. Sehingga jadilah aku sendiri di sana dan tinggal di salah satu rumah orang tuaku yg mereka beli untuk investasi. Krn kebutulan aku pindah ke sana maka aku tinggal sendiri. Rumah tersebut berada di kompleks perumahan yg cukup luas namun cenderung sepi krn kebanyakan hanya menjadi tempat investasi alternatif saja, dan kalau ada yg tinggal adalah para pendatang yg mengontrak rumah di sana. Jadi lingkungan relatif apatis di sana. Akhirnya aku keluar juga, dibarengi dengan orgasme kakakku untuk yang ketiga kalinya. Tak kusadari ada seseorang yang berdiri disampingku. Ternyata itu Mama, entah sejak kapan Mama berada di situ, yang jelas Mama kini dalam keadaan telanjang bulat. Cairan hangat dan kental merembes didinding vagina Poppy. Dan tanpa menunggu lagi, Ivan menjilati dan meraupi cairan kenikmatan yang membasahi lubang vagina Poppy. Ivan mengumpulkan cairan kenikmatan Poppy dimulutnya dan menelannya. Ivan membiarkan Poppy beristirahat menikmati orgasmenya, sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah telanjang bulat, Ivan kemudian mengangkangi wajah Poppy, sambil mengacung-acungkan batang kemaluannya yang sudah mengeras ke mulut Poppy. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..”

Didit tampaknya tahu kalau aku mulai terangsang maka kedua tangannya saat ini sedang meremas-remas lembut kedua tetekku. “Cindy akan kutunjukkan sex yang sebenarnya mau..?” “Oh silakan masuk,” sambil menutup pintu dan berjalan mendekati komputer yang ada di ruang tamu dekat dengan sofa. Sementara Vina hanya diam melihat maminya dan saya ‘acak-acak’, walaupun terkadang dia membantu mengelap keringat maminya dan saya. “Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.” Aku tahu dia sangat menahan nafsunya. Sangat ingin mendapatkan obsesi seksualnya. Kemudian tangannya merenggut lepas celana dalamku. Tak ayal lagi, langsung disambutnya kontolku. Mulutnya menganga menerima batangan kemaluanku yang telah sangat keras disertai urat-urat darah yang melingkarinya. Kulihat bibirnya termonyong-monyong penuh dengan batang kerasku. Aku menyaksikan betapa ganasnya Norma menjilat-jilat dan menggigit batangku ini. Lidahnya terus menyapu kepalanya yang berkilatan karena tekanan keras dari urat darahnya. Dia reguk cairan birahiku yang terus mengalir keluar. Dia jilati bijih pelirku. Sambil mendesah dan meracau dia menyeruak ke bawah selangkangan untuk meraih kenikmatannya. Akhirnya aku tak mampu menahannya. Rasa gatal menandai bahwa spermaku mendesak untuk muncrat demikian membuat aku gelisah dan mendesah pula. “Nggak pa-pa kan? Abis Anton terangsang banget melihat kemolekan tubuh Mbak.”


SERU BANGET..
RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Aku mau, Aduh kalian memang baik sekali,” timpalku. Cerita ini dimulai waktu ada acara keluarga di Villa Tretes minggu lalu. Sekarang ini aku duduk di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya, Namaku Hady, umurku 20 tahun. Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Yana, namun ciuman Anita yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Anita. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus. Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Anita membuka kaosku. Lumayan lama Anita menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, “Nit, kita ke kamarmu yuk..!” Anita menjawab, “Ayoo.. biarlebih nyaman.” Anita kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Anita sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Anita juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Yana akibat terbawa romantisnya suasana. Kemudian, “Crott.. croott.. croott..” air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa menit, tante Dewi lalu turun dari tempat tidur dan aku disuruhnya duduk di tepi tempat tidur. Tante Layla juga turun dan berdiri di belakang tante Dewi. Mereka melepas CD mereka masing-masing. Tangan tante Layla dari belakang meremas kedua payudara tante Dewi. Kemudian salah satu tangannya turun ke bawah. Jarinya masuk ke vagina tante Dewi yang sudah basah. Aku sendiri juga semakin basah sehingga kulepas CD-ku. Tapi aku tidak mau ikut bergabung. Takut keasyikan mereka terganggu. ***** “Sabar ya Ko Indra sayang..” “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak. “Eh, Mama. Iya, Ma. Tadi sih niatnya cuma mo minta dipijitin doang, tapi keterusan..” “Ah, aku kan sayang sama kamu”, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja merabai tubuh sepupunya. “Engh, badanku jadi lemas semua nih”, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek. Kemaluannya bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna. “Baru datang, Kak?”, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh. “Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku aka. “Terimah kasih Tuan telah memuaskan kami, dan kami akan mengambil bonus Tuan.” jawab pembantu Bonsa ketika melihat tuannya masuk ke rumah. Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku. “Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jeany?” dengan senyum yang manis dia langsung merespons, Hampir satu jam kemudian, keempat wanita yang lain mulai mendekati tubuhku. Mereka berkeliling dan jemari mereka mulai menjelajahi tubuhku dan tubuh Tante Shinta. Aahh gila.. betul-betul sensasional. Akhirnya penisku pun berdenyut tanda ingin orgasme.

kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. “Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan jemarimu saja Mama sudah bisa orgasme seperti tadi..” kata Mamaku terengah-engah. Lalu kami bertiga terkulai lemas dengan posisi saya di tengah, dan kedua cewek cantik itu di samping saya. Lalu saya tertidur hingga pagi. “Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar saya di rumah,”

“Eh.” cewek itu kaget. “Ok kalau gitu saya tunggu. Alamatnya di..” Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk berontak. “Kamu ganteng Ndy”, katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum. “Yup..!! Kamu benar sekali,” jawab Mbak Wina tegas. Kontolku memang masih tegang walaupun sudah sempat mengeluarkan sperma.. Kubuka paha tante lebar-lebar.. Sampai terlihat lubang memeknya yang masih basah itu.. Lalu kupegang kontolku dan kugesekkan kepala kontolku di mulut memeknya.. Kepala Bi Eha bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini? “Iyaa.. Saya lagi mikir tempat mana yang bisa aku sembunyi menyantap ‘makan enak’ ini,” jawabku sekenanya yang langsung dibalas dengan kembali mencubit berikut pelintiran yang sakit sekali di tanganku. Ita, siimut, tinggi sekitar 158 lah, jembutnya paling jarang jadi bagian dalam memeknya yang merah muda gampang keliatan,

“Ah masa sih?” tanyanya. “Saya menunggu Ardy di rumah.” Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya. “Terima kasih Ma. Toni sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias. “Oughh Dini pantatmu enakk banget.. Ahh” “Terima kasih Mbak”. Nopember 24, 2006 Merasa ada tantangan lagi, saya langsung mencium Mirna dengan lembut di bibirnya yang masih beraroma sperma, sambil meremas buah dadanya yang kembali mengeras. Mirna langsung melakukan gerakan berputar dan langsung telentang sambil tertawa dan berteriak tertahan, “Babak kedua dimulai, teng..!”

Tidak ada komentar: